Nama : Lia Trisdayana
NIM : 01214121
Fakultas Ekonomi
Universitas Narotama
https://ayuraimanagement.blogspot.com/
TUJUAN
DAN FENOMENA(nb.bukantujuanpeneltian)
Sumber
daya manusia merupakan bagian integral dan memegang peranan penting dalam
suatu organisasai yang
menjadi perencana dan
pelaku aktif dalam setiap aktivitas
organisasi. Tanpa adanya
sumber daya yang berkualitas
maka suatu organisasi tidak dapat menjalankan
kegiatannya dengan baik.
Mereka mempunyai pikiran, perasaan,
keinginan, status dan
latar belakang pendidikan, usia, jenis
kelamin, yang heterog yang
dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak
seperti mesin, uang
dan material, yang sifatnya
pasif dan dapat dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam
mendukung tercapainya tujuan
organisasi.
Sumber daya
manusia baik yang
menduduki posisi pimpinan
maupun anggota merupakan faktor
penting dalam setiap
organisasi atau instansi
baik pemerintah maupun
swasta, terutama untuk
mencapai tujuan organisasi.
Hal ini karena berhasil
tidaknya suatu organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi oleh
faktor manusia selaku pelaksana pekerjaan.
Organisasi merupakan
kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relative dapat
diidentifikasikan, bekerja secara
terus menerus untuk mencapai
tujuan. Akibat terjadinya interaksi dengan karakteristik masing-masing serta
banyak kepentingan yang
membentuk gaya hidup,
pola perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan mencirikan kondisi
suatu instansi atau organisasi. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan yaitu terwujudnya kinerja pegawai yang baik. Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. ((anwar prabu, 2009).
Oleh karena
itu kinerja pegawai perlu
diperhatikan dalam upaya mencapai tujuan
yang maksimal.
Keberhasilan atas kinerja
karyawan dalam mencapai tujuan
yang maksimal, diperlukan adanya disiplin kerja dari karyawan. Disiplin kerja
merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
berlaku, baik yang
tertulis maupun yang
tidak tertulis serta sanggup
menjalankan dan tidak
mengelak untuk menerima
sanksi-sanksinya, apabila
ia melanggar tugas
dan wewenang yang
diberikan kepadanya. (Siagian,
2006)
Disiplin adalah
pelatihan, khususnya pelatihan pikiran
dan sikap untuk
menghasilkan pengendalian diri,
kebiasaan-kebiasaan
untuk mentaati peraturan
yang berlaku. (Siagian, 2006)
Menurut Handoko (2001) dalam
suatu organisasi atau
instansi, peran
kepemimpinan merupakan factor
yang sangat berpengaruh
terhadap tercapainya
kinerja pegawai. Bahkan
sekarang ini bisa
dikatakan bahwa kemajuan
yang dicapai dan kemunduran
yang dialami oleh
instansi, sangat ditentukan oleh peranan pemimpinnya.
Menurut Hasibuan
(2001) kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai
kinerja pegawai, dan pemimpin mampu menerapkan kepemimpianan yang
tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, maka para pegawai pun akan dapat bekerja dengan
nyaman dan semangat yang tinggi.
PT. Telkom Akses atau yang disebut
PT TA merupakan salah satu dari anak perusahaan BUMN yaitu PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom.
Pendirian PT TA merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk terus melakukan
pengembangan jaringan broadband
untuk menghadirkan akses informasi dan komunikasi tanpa batas bagi seluruh
masyarakat indonesia. Telkom berupaya menghadirkan koneksi internet
berkualitas dan terjangkau untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sehingga mampu bersaing di level dunia.
Kehadiran PTTA diharapkan akan
mendorong pertumbuhan jaringan akses broadband di indonesia. Selain Instalasi
jaringan akses broadband, layanan
lain yang diberikan oleh PT.Telkom Akses adalah Network Terminal Equipment (NTE), serta Jasa Pengelolaan Operasi
dan Pemeliharaan (O&M Operation
& Maintenance) jaringan Akses Broadband.
Strategi pengelolaan sumber daya manusia
pada PT Telkom Akses menekankan pada harmonisasi jumlah dan kompetensi sumber
daya manusia searah dengan portofolio bisnis yang semakin fokus pada times.
PT Telkom Akses Berupaya untuk
meningkatkan sinergi dan efisiensi di antara perusahaan di jajaran Telkom
Group dan terus menekankan penerapan nilai-nilai perusahaan yang telah
ditetapkan. Upaya ini diimplementasikan dengan menyusun rencana pengalokasian
karyawan untuk beberapa tahun ke depan dan rencana ketenagakerjaan setiap
tahun agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat untuk mendukung
kemajuan usaha perusahaan.
Perusahaan harus
dapat memiliki produktivitas yang
baik untuk memenuhi
target perusahaan yang
sudah ditetapkan. Kinerja
karyawan yang baik dengan
etos kerja yang
tinggi akan membantu
perusahaan untuk dapat memenuhi target
perusahaan tersebut dan
membantu perusahaan memperoleh keuntungan, sedangkan
bila kinerja karyawan
menurun dan buruk
maka akan merugikan perusahaan
tersebut. Oleh karena
itu, maka perusahan harus
dapat mengelola karyawan dengan baik agar kinerja karyawan dapat maksimal.
Dengan demikian yang diperlukan
oleh PT Telkom Akses Surabaya adalah karyawan yang bekerja dengan profesional
dan loyalitas yang tinggi. Profesional dan loyalitas ini akan berpengaruh
pada kinerja karyawan ketika harus berhadapan dengan konsumen pemakai jasa
telekomunikasi PT. Telkom Akses. PT. Telkom Akses akan mengelola bisnis
melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan penggunaan
teknologi yang kompetitif, membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan
saling mendukung secara sinergis, serta sumber daya yang unggul.
Berdasarkan kegiatan
pra survei yang dilakukan
oleh penulis dengan menggunakan metode
wawancara kepada HRD PT. Telkom Akses Surabaya diperoleh
informasi bahwa terdapat indikasi adanya karyawan yang tidak disiplin
sehingga mengakibatkan penurunan target pemasangan jaringan. Indikasi
penurunan tersebut dibuktikan dengan ketidaktepatan waktu penyelesaian pekerjaan
oleh karyawan. Masih terdapat beberapa karyawan yang kurang disiplin terhadap
peraturan perusahaan contohnya tidak menerapkan 6R (rapi, resik, rawat,
rajin, ringkas, dan ramah) seperti setelah bekerja alat-alat tidak
dikembalikan sehingga atasan yang merapikan, baju compang-camping, dan
potongan rambut yang tidak sesuai dengan aturan perusahaan.
Menurut pendapat dari HRD PT.
Telkom Akses Surabaya yang dimintai keterangan pada saat wawancara mengatakan
bahwa penurunan kinerja yang terjadi pada karyawan PT. Telkom Akses karena
terdapat pemimpin yang otoriter dimana permimpin tersebut tidak mau tau
bagaimana prosesnya dan hanya mementingkan hasilnya saja.
Menurunnya target pemasangan
jaringan juga dapat dilihat dari data ketidaktepatan waktu
karyawan dalam menyelesaikan pemasangan pada pelanggan terlihat pada
periode 26 Februari sampai 10 April 2018.
Berikut adalah
data pencapaian target
waktu karyawan dalam pemasangan jaringan:
Grafik 1.1
Data Pemasangan Jaringan
Sumber : PT. Telkom Akses Surabaya
Salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu tercapainya
kinerja yang baik,
sesuai dengan standar
kinerja yang diterapkan dan
sesuai dengan visi
dan misi perusahaan. Namun,
agar semua karyawan
dapat mewujudkan kinerja
yang diinginkan, banyak faktor
yang mungkin mempengaruhi bagi
karyawan. Seperti kepemimpinan yang berotoritas pada pekerjaan dan
disiplin kerja. Berkaitan dengan hal
tersebut, dalam penelitian
ini akan membahas dua faktor yang diidentifikasi
yaitu kepemimpinan otoriter dan disiplin kerja yang mungkin mempengaruhi
kinerja dari karyawan.
Faktor pertama
yang diidentifikasikan mempengaruhi kinerja adalah kepemimpinan
otoriter. Fungsi pemimpin tidak hanya
sekedar melakukan bimbingan dan arahan kepada karyawan, namun
yang terpenting adalah bagaimana seorang
pemimpin mampu memberikan
visi dan misi
atau arah yang jelas kemana
organisasi akan berjalan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan awal
berdirinya perusahaan (Dzulkifli, 2013).
Gaya
kepemimpinan memiliki peran
penting dalam mencapai harapan pemimpin terhadap
karyawannya. Masing-masing pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda
untuk mengarahkan, membimbing
dan mengawasi. Gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan pengikutnya
dapat memberikan dampak
positif terhadap kinerja karyawannya (Fitria dkk, 2014).
Faktor kedua yang diidentifikan mempengaruhi kinerja
adalah disiplin kerja. Menurut Budi Setiawan dan Waridin (2006) disiplin
sebagai keadaan ideal dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam
rangka mendukung optimalisasi kerja. Salah satu syarat agar disiplin dapat
ditumbuhkan dalam lingkungan kerja ialah adanya pembagian kerja yang tuntas
sampai kepada pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang
tahu dengan sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan
dimulai dan selesai, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada
siapa mempertanggung jawabkan hasil pekerjaa itu (Budi Setiawan dan Waridin,
2006). Untuk itu disiplin harus ditumbuh kembangkan agar tumbuh pula
ketertiban dan efisiensi. Tanpa adanya disiplin yang baik, jangan harap akan
dapat diwujudkan adanya sosok pemimpin atau karyawan ideal sebagaimana yang
diharapkan oleh masyarakat dan perusahaan. Menurut Budi Setiyawan dan Waridin
(2006), dan Aritonang (2005) disiplin kerja karyawan bagian dari faktor
kinerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa disiplin kerja memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan survei pendahuluan, peneliti menemukan
adanya kurang menaati tata tertib dan pemimpin otoriter. Kemudian timbul
pemikiran bagaimana keseluruhan faktor tersebut saling berkesinambungan
sehingga mempengaruhi kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN OTORITER DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOM AKSES SURABAYA”.
|
TINJAUAN
TEORI
|
TINJAUAN
EMPIRIS
|
|||
1
|
Widyaningrum (2010:107)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan.
Widyaningrum, M. Enny
2010, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cetakan Pertama, Remal Publisher, Surabaya
|
1
|
Pengaruh
Disiplin, Stres dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Bagian
Pemasaran (Studi Pada PT. Telkom Blimbing Malang)
Setyorini, Siti Saroh, Daris Zunaida Universitas Islam
Malang (Juni 2015)
|
|
2
|
Kepemimpinan adalah cara mengajak karyawan agar
bertindak benar, mencapai komitmen dan memotivasi mereka untuk mencapai
tujuan bersama (Sudarmanto, 2011:133)
Sudarmanto, 2011. Kinerja dan pengembangan
Kompetisi SDM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
|
2
|
Pengawasan, Disiplin Kerja dan Kinerja
Pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah
Ardyansyah dan
Wasilawati Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar
Lampung (September 2014)
|
|
3
|
Menurut Hasibuan (2016:193), kedisiplinan
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.
Hasibuan,
Malayu.S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
|
3
|
Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Dengan Mediasi Komitmen (di PT. Alam Kayu sakti Semarang)
A.Soegihartono
Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro (April 2012)
|
|
4
|
Menurut Rivai (2015:599), Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan
para manger untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk
mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku.
Rivai, Veithzal, dkk. 2015.
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
|
4
|
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KONDISI
KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR SEKRETARIAT DPRD KOTA
SORONG
oleh : Yohanis Salutondok, Agus Supandi Soegoto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Magister Manajemen
Universitas Sam Ratulangi Manado
|
|
5
|
Disiplin
kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima
sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya Siagian, 1992 dalam buku Nuraini (2013:106).
|
5
|
PENGARUH DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUKA FAJAR PEKANBARU Oleh Nova Syafrina Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau (Desember 2017)
|
|
6
|
According
to Miftah Thoha (2010: 45), leadership is the process of influencing the
interpretation of the events of his followers, organizing activities to
achieve the goals, maintaining cooperative relations and group work,
obtaining support and cooperation from people outside the group or
organization.
|
6
|
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP AND WORK ENVIRONMENT ON
EMPLOYEE PERFORMANCE: A CASE STUDY OF A PRIVATE UNIVERSITY IN JAKARTA
M. AKBAR, SE, MM
STIAMI-Institute of Social Sciences and Management
Jakarta, INDONESIA (2017)
|
|
7
|
Keith Davis in Mangkunagara (2009, p. 129) suggests that
“Dicipline is management action to enforce standards organization”. Based
on the opinions Keiht Davis, work
discipline can be defined as the implementation of management to reinforce
the organization’s guidelines.
|
7
|
THE EFFECT OF DISCIPLINE,
LEADERSHIP, AND MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT BPJS KETENAGA KERJAAN
SULUT
Faculty of Economics and Business
International Business Administration (IBA) Program University of Sam
Ratulangi Manado
Brigita Ria Tumilaar
|
|
8
|
According
to Ardana et al. (2011), working discipline is a combination of
respect, appreciation, loyalty, compliance with applicable written and
unwritten regulations; ability to carry it out; and accept the punishment.
|
8
|
The Importance of Working Discipline to
Improve Employee's Working Productivity of Motor Vessel Manufacturing Company
in Makassar Shipyard
Muhammad Arsyad Maritime Academy of Veteran Republic of
Indonesia (AMI) Makassar, Indonesia
|
|
9
|
Menurut Alex S. Nitisemito (1984:199) berpendapat bahwa kedisiplinan
kerja adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan
peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.
|
9
|
THE LEADERSHIP STYLES AND THE EMPLOYEES PERFORMANCE:
A REVIEW
Irfanullah Khan & Allah Nawaz
Department of Public Administration, Gomal University,
Dera Ismail Khan
|
|
10
|
Leadership is a process of interaction between leaders and followers
where the leader attempts to influence followers to achieve
a common goal (Northouse, 2010; Yukl, 2005).
|
10
|
The influence of leadership styles on employees’ job satisfaction in
public
sector organizations in Malaysia
M.L. Voon1*, M.C. Lo2, K.S. Ngui1, N.B. Ayob2
1School of Business and Design, Swinburne University of
Technology Sarawak, MALAYSIA
2 Faculty of Business and Economics, University of
Malaysia Sarawak, MALAYSIA
|
Landasan teori Penelitian terdahulu
GAP
Hal yang menarik untuk
dibahas adalah perusahaan pada saat ini mengalami penurunan performansi pada
karyawan jika dibandingkan dengan tahun lalu sehingga perusahaan tidak bisa
mencapai target karena adanya pemimpin yang otoriter dimana pemimpin tersebut
tidak mau tahu bagaimana prosesnya sehingga karyawan kurang peduli terhadap
peraturan perusahaan. Selanjutnya hal ini perlu diteliti lebih lanjut berdasarkan
fenomena yang dirumuskan dalam rumusan masalah.
|
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah kepemimpinan otoriter
dan disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan?
2.
Apakah kepemimpinan otoriter
dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan?
|
DATA
Pendekatan Penelitian
|
Kuantitatif
|
Populasi/Sampel
|
50 karyawan
|
Obyek Penelitian
|
PT. Telkom Akses
|
Jenis
Data
|
Primer dan sekunder
|
Unit
Analisis
|
Karyawan bagian teknisi
|
Teknik Analisis
|
Regresi linier berganda
|
MATRIK
PENELITIAN TERDAHULU
Kerangka Berpikir